Pulang Marilah Pulang. Mari Pulang Bersama-sama..

0 No tags Permalink 0

Ini sesuatu yang tak biasa. Tiga kakakku nelpon berturut-turut Minggu kemarin. Pagi banget Kak Hid yang jualan ayam goreng di Bengkalis telepon. Kakak nomer tiga ini memang paling rajin telepon, terutama pagi-pagi. Soalnya memanfaatkan fasilitas telepon murah oerator Simpati. Karena itu kalau telepon dia ke nomor telp istriku. Isinya tanya kabar, bagaimana kerjaan, anak, istri, dst. Sekitar pukul 8, gantian Yuk Tim yang guru ngaji di Lamongan. Kakak kedua ini jarang telepon. Paling tiga bulan sekali. Isinya tanya kabarku, anak, dan istri. Sekitar pukul 11 gantian Kak Alhan, yang guru di Jakarta juga telepon. Isinya mengejutkan: dia barusan wisuda magister manajemen pendidikan di Universitas Islam Jakarta. Wah, selamaat…

Ditelpon kakak bukan hal yg luar biasa. Tapi ditelpon berturut-turut pada hari yang sama jelas langka. Apalagi semalem sebelumnya aku juga abis telpon Bapak Ibu di Lamongan. Kabarnya Bapak Ibu lagi sakit. “Nek iso mbok muleh,” kata Ibuku. Permintaan yg sama juga dibilang tiga kakakku pas nelpon kemarin.

Memang sih udah agak lama juga aku ga pulang ke Lamongan. Terakhir pas Juni 2006 lalu. Itu pun cuma sehari di sana. Soalnya pas ke Lamongan sama istri -yg kunikahi lima bulan sebelumnya- dan rombongan keluarga mertua.

Dua bulan terakhir aku pengen banget main ke Lamongan. Tapi Bani terlalu kecil untuk diajak jalan jauh. Umurnya kini baru lima bulan. Istri juga minta sekalian aja pas Lebaran nanti. Bani kan udah bisa main2 kalo di kampung. Aku mengiyakan. Keinginan pulang itu cukup kusimpan.

Eh, kini tiba2 ada pemicu keinginan itu lagi. Bapak Ibu minta aku pulang, menjenguk mereka sakit. Jadi ya jadilah rencana pulang itu kusiapkan. Sayangnya aku sendiri ke Lamongan. Mungkin dua hari di sana. Tapi lumayanlah dari pada gak sama sekali. :))

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *