Tak Hanya Menyanyi, Mereka Juga Kiri!

1 No tags Permalink 0

Siapa sangka ternyata John Lennon (siapa yang tidak kenal dia?), Bono (U2), serta Thom Yorke (Radiohead) ternyata digolongkan sebagai orang-orang kiri. Padahal mereka selama ini hanya dikenal sebagai penyanyi. Itupun barangkali hanya di komunitas penggemar rock. Setidaknya itu yang ditulis buku Menjadi Kiri itu Seksi terbitan Penerbit Alinea Yogyakarta Mei lalu.

Munculnya rock memang tidak bisa dipisahkan dari kritik sosial maupun politik. Pilihan kelompok musik ini bisa berupa lirik, gaya pakaian, maupun keterlibatan langsung dalam gerakan-gerakan politik. Pada 1960-an kelompok musik rock dengan gaya rambut panjang, celana jeans, pro drugs, dan lirik-lirik bertema cinta muncul sebagai protes karena Perang Vietnam.

Angkatan classic rock semacam The Beatles atau Scorpion barangkali bisa jadi contoh bahwa lirik mereka juga syarat kritik. Lagu Imagine yang ditulis John Lennon menjadi penanda bahwa mereka juga memimpikan sosialisme seperti yang dimpikan Karl Marx, Vladimir Ilich Lenin, Leon Trotsky, Mao Tse Tung, Tan Malaka, Sjahrir, dan seterusnya.

Silakan baca lagi beberapa cupilkan lagu legendaris tersebut. …Imagine there’s no countries it isn’t hard to do/Nothing to kill or die for and no religion too/Imagine all the people living life in peace.. Imagine no possession I wonder if you can/No need for greed or hunger a brotherhood of man/Imagine all the people sharing all the world.

Lewat lirik yang kemudian menjadi lagu abadi gerakan perdamaian dunia itu The Beatles mengingatkan bahwa kalau tidak ada negara dan agama, barangkali tidak ada lagi bunuh-bunuhan. Barangkali tidak ada lagi perang. Bahkan kelompok musik itu mengampanyekan inti sosialisme, kepemilikan bersama. Bagaimana kalau tidak usah ada hak milik dan semuanya adalah milik bersama. Bukankah ini yang terus menerus dikampanyekan aktivis sosialisme?

Atau Scorpion dengan Under The Same Sun? Simak sedikit cuplikan lirik mereka …’Cause we all live under the same sun/We all walk under the same moon/Then why, why can’t we live as one. Ya, kenapa kita tidak bisa hidup sebagai satu kesatuan. Lirik ini sekaligus kritik mereka terhadap Perang Dingin yang membuat negara mereka terpisah menjadi Jerman Barat (di bawah pengaruh Amerika Serikat) dan Jerman Timur (di bawah pengaruh Uni Soviet ketika itu). Maka, ketika akhirnya Tembok Berlin runtuh pada 1991, dengan penuh suka cita Klaus Meine menulis Wind of Change untuk memperingati runtuhnya tembok pemisah dua Jerman tersebut.

Generasi lebih muda dibanding mereka kemudian memilih tidak hanya lirik. Musik punk yang dikenalkan Ramones sejak 1974 yang kemudian menyebar ke Inggris dan menjadi inspirasi band punk seperti The Clash dan Sex Pistols memilih ekspresi yang lebih berani. Barangkali juga karena zaman yang semakin terbuka. The Clash dikenal dekat dengan gerakan-gerakan kiri yang melawan feodalisme Buckingham Palace.

Zaman berubah demikian juga persoalan di tingkat global. Hingga akhir 80-an, isu utama perlawanan kelompok rock berkisar seputar Perang Vietanm (60-an), Perang Dingin (yang berakhir pada 1991), dan perdamaian secara global. Pada 90-an, muncull band- rock yang menganggap diri sebagai alternatif. Tidak hanya secara musikalitas (yang dikenal sebagai nu metal, hip metal, atau apalah) tapi juga persoalan isu perlawanan. Mereka membawa isu anti globalisasi mapun pasar bebas dan ikon-ikonnya seperti International Monetery Fund (IMF), World Bank, atau Trans-national Corporation.

Rage Against The Machine (RATM) bisa jadi adalah kelompok musik paling kiri yang pernah ada hingga saat ini. Selain lirik lagu yang kritis, mereka juga terlibat dalam aksi demontrasi menentang IMF seperti yang terjadi di Seattle dan New York. Zack de La Roche, vokalis grup musik yang sudah bubar 2002 lalu itu juga dikenal dekat dengan Subcomandante Marcos, pemimpin gerilyawan Zapatista di Mexico Selatan. [Bahkan ada isu bahwa Marcos itu adalah Zack sendiri karena dia selalu mengenakan balaclava atau topeng].

Ketika pada 1 Januari 1994 gerilyawan Zapatista menguasai Mexico untuk sehari, RATM menulis lagu War Within The Breath. Refrain lagu ini ..everything can change in the new year day.. seperti selalu mengingatkan bahwa kekuatan petani dan buruh yang hanya bersenjata batu dan kayu bisa mengalahkan tentara pemerintah Mexico (dibantu tentara AS) dengan senjata tank, jet tempur, dan semacamnya.

Sedangkan Bono, Chris Martin, maupun Tom Yorke mewakili kelompok yang melawan globalisasi atau pasar bebas. Chris Martin (Coldplay) terlibat aktif dalam kelompok Make Trade Fair yang isu utamanya adalah memperjuangkan perdagangan yang lebih manusiawi terutama untuk negara-negara berkembang. Sedangkan Bono dan Tom Yorke terlibat dalam kelompok Jubile 2000 dan Drop The Debt Thing, yang mengkampanyekan penghapusan utang dari negara-negara dunia ketiga pada IMF maupun kelompok negara penghisap seperti G8 yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Rusia, Kanada, Spanyol, Jepang, dan Italia.

Bono juga mengorganisir musisi semacam Smashing Pumkins, REM, Beastie Boys, Oasis, bahkan Luciano Pavarotti untuk terlibat dalam gerakan pengahpusan anti utang. Di buku Menjadi Kiri itu Seksi, misalnya, Bono menulis.. Yang terjadi sekarang adalah campuran dari pengutangan jahat, peminjaman jahat, ekonomi jahat, dan nasib buruk… buatlah satu sistem baru untuk pemberian dan peminjaman agar utang bisa dihentikan selamanya..

The Beatles, Scorpion, RATM, U2, Coldplay, Radiohead, serta berbagai kelompok lain senantiasa mengingatkan bahwa rock tetap tidak bisa dipisahkan dari gerakan sosial maupun politik. Bahwa rock tidak hanya sekadar bermusik!

1 Comment
  • putri
    May 5, 2008

    gue lagi cari bahan musik menanggapi politik luar negeri AS pasca 9/11. bisa bantu?? pleaseee… apalagi yg berhubungan sm Greenday. Butuh temen share nih..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *