Let Me Introduce Pan Belog

17 No tags Permalink 0

Nyepi ini membawa berkah untukku. Sehari sebelum Nyepi, seorang teman bilang akan main ke rumah. Katanya sih dia akan ngomong sesuatu yang penting. Maka, hari ini, sehari setelah seluruh Bali diam dalam hening, teman itu datang juga.

Dia menyelinap masuk tanpa mengetuk pintu gerbang. Dia memang teman dekatku. Saking dekatnya, dia bisa datang kapan saja ke rumahku termasuk ketika aku sudah hampir terlelap. Apa boleh buat. Aku menemuinya. Menemaninya ngobrol.

Malam ini dia datang lalu ngobrol kangin kauh denganku. Kami duduk di meja yang biasa aku pakai untuk makan meski berada di ruang tamu. Kami berhadap-hadapan. Muka teman itu serius sekali. “Aku bersedia untuk cerita apa saja ke kamu,” katanya.

Well, akhirnya dia bersedia juga. Baiklah, aku perkenalkan saja. Dia hanya mau disebut sebagai Pan Belog. Meski sudah kupaksa setengah mati, dia tetap saja tidak mau nama aslinya ditulis. “Ini bagian dari pilihanku,” kata temanku yang memang sok pinter ini.

Pan Belog, umurnya lebih tua sekitar tiga tahun dibanding aku. Kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisipol) di salah satu universitas swasta ternama di Jogjakarta. Tapi ketika belum lulus, dia sudah menggondol anak orang sebagai istri. Sekalinya pulang ke Denpasar, dia bawa anak istri, bukan gelar sarjana. Ya, stereotip mahasiswa saat inilah. Hehe..

Bisa jadi karena kuliah di jurusan ilmu politik itu maka Pan Belog ini jago ngeles. Ada saja pembenaran dia untuk apa pun yang dia lakukan, meski bagi orang lain sesuatu itu aneh. “Kebenaran itu tergantung persepsi. Seoharto adalah pahlawan bagi banyak orang namun dia penjahat bagi orang lain,” ujarnya menyentil mantan presiden Indonesia yang baru saja meninggal Januari lalu.

Maka, jangan harap Pan Belog ini mau mengaku salah. Termasuk dia nyolong nama seenaknya pun begitu. Pan Belog sebenarnya adalah sebutan untuk salah satu anggota Bali Blogger Community (BBC) yang rajin nyumbang tapi selalu minta namanya dirahasiakan. Tapi si temanku ini ternyata dengan cueknya minta dia saja yang disebut dengan nama itu meski nyumbang sepeser pun dia tidak pernah.

“Atas dasar apa kau hendak mengkapling nama Pan Belog untuk orang lain? Bukankah klaim-klaim seperti itulah yang menyebabkan konflik tak berkesudahan di bumi ini? Orang Yahudi mengklaim Jerussalem sebagai kota suci mereka. Orang Palestina juga begitu. Maka, kota yang dianggap sebagai kota tersuci di bumi justru menjadi sumber konflik tiada henti sepanjang sejarah peradaban manusia. Semua itu ya gara-gara klaim atas sesuatu sebagai miliknya sehingga orang lain tidak boleh menggunakannya,” dia pun berceramah. Ehm, kalau sudah begini mana bisa aku mendebat pikirannya.

“Aku lebih suka pakai nama yang sebenarnya tidak ada. Aku mau jadi Superman, James Bond, Tintin, Spongebob. Mereka hanya sesuatu yang imajiner tapi keberadaannya seolah-olah nyata. Mereka membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada,” katanya.

Teman ini memang nyentrik habis. Malah bagiku kadang-kadang dia absurd, tidak jelas. Dia ikut demonstrasi menentang kapitalisme. Ikut aksi anak-anak Jogjakarta yang bikin gerakan sehari tanpa konsumsi. Tapi dia tidak tahan ketika anaknya merengek minta makan di Kentucky Fried Chicken (KFC), warung waralaba pembunuh ayam terbanyak di dunia. “Sekali lagi, kebenaran itu tergantung persepsi. Bagiku ini adalah adaptasi dengan lingkungan, namun bagi orang lain mungkin oportunis tidak jelas,” elaknya. Yowis. Berdebat dengan dia tidak akan pernah berkesudahan.

Teman ini memang tidak jelas. Sombong tapi kadang minder setengah mati sama orang yang dia anggap lebih pinter dibanding dirinya. Namun meski sikapnya kadang-kadang sangat menyebalkan, dia tetaplah teman yang menyenangkan. Daya pikirnya selalu saja melampaui kemapananku berpikir. Dia benar-benar tidak pernah mikir sesuatu secara sederhana. Dia selalu memecahnya menjadi bagian-bagian terkecil yang diurai satu per satu. Dia menerapkan apa yang disebut Jacques Derrida sebagai dekonstruksi. Atau apa yang disebut Hegel sebagai dialektika.

Karena inilah aku senang bukan kepalang ketika dia akhirnya bersedia untuk bercerita secara rutin padaku tiap minggu dan kutulis di blog. Soalnya di balik ceritanya selalu ada sesuatu yang bisa dijadikan pelajaran. Setidaknya bagiku. Entah bagi orang lain.

Sebelum itu dia selalu tidak bersedia untuk kutulis ceritanya. Tapi, heningnya Nyepi seperti menyadarkan dia bahwa dia tidak boleh sibuk berpikir tanpa membaginya untuk orang lain. “Pram telah mengingatkanku,” katanya, sekali lagi dengan sikap sok paling inteleknya. Dia mengutip tulisan Pramoedya Ananta Toer dalam buku Anak Semua Bangsa, buku kedua dari tetralogi Pulau Buru. “Karena kamu menulis. Suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari..”

“Terus kenapa kamu gak ngeblog sendiri aja?” tanyaku.

“Gunakan otakmu! Inilah gunanya stratifikasi. Ada yang mikir, ada yang bergerak, ada yang mengevaluasi. Begitu pula dengan cerita-ceritaku. Aku yang ngomong, kamu yang nulis,” jawabnya sengit.

“Halah, bilang saja kamu males.”

“Nope! Aku tidak mau melakukan sesuatu yang aku tidak benar-benar menyukainya. Itu sama dengan pelacuran intelektual.”

Nah, kan ngeles lagi. Baiklah, Pan Belog. Aku akan jadi juru ketikmu. Aku tunggu saja cerita-ceritamu.

17 Comments
  • devari
    March 9, 2008

    publish tulisan pan belognya dimana nanti? bale bengong apa rumahtulisan?

    *menunggu mode on* 🙂

  • BlogDokter
    March 9, 2008

    Kirain Pan Belog yang kemarin nyumbang itu.

  • paramarta
    March 9, 2008

    pan belog ya… nama ini mengingatkan saya pada apa ya..? kalo gak salah pernah baca di koran atau tokoh karikatur

  • trancepass
    March 9, 2008

    Mungkin si Peter Pan yang dari marga BELOG, yang tiap hari pingin ngeblog…

  • okanegara
    March 9, 2008

    lalu apakah ada yang mau nyusul jadi men belog nya?
    terus yang jadi belognya siapa ya?

  • imsuryawan
    March 9, 2008

    suruh nae ngeblog pang sing belog! wkwkwkwkw…

  • Ady Gondronk
    March 9, 2008

    hayo siapa yg daftar jadi men belog???/

  • antonemus
    March 10, 2008

    @ devari: i think it will be at both of them.

    @ blog dokter: yg nyumbang itu sudah ganti nama alias jadi bajak belog. 😀

    @ paramarta: oh, beneran sudah pernah ada ya? kok aku belum pernah nemu ya?

    @ trancepass: beda, mas. ini bukan pan yg suka nyanyi, tapi pan yg males negblog. 😀

    @ okanegara: yg jelas bukan dokter oka. atau dokter oka bisa bantu nyari di kisara? 🙂

    @ imsuryawan: soalne dia merasa tidak belog, makanya sing nyak ngeblog. 😀

    @ ady: ayo ayo. dbuka lowongannya. 😀

  • Artana
    March 10, 2008

    Pan belog pasti banyak cerita asyik, ditunggu ya!

  • winyo
    March 10, 2008

    pan belog itu bukannya yang comment pertama kali disini ya?

    *kabuuurrrr*

  • widi
    March 10, 2008

    ah..ada ada saja pan belog ini……..

  • joesatch yang legendaris
    March 10, 2008

    orang yang keren. saya pengen ngobrol dengan orang macem gitu kalo mudik besok 😀

  • devari
    March 11, 2008

    @winyo, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan 🙂

  • antonemus
    March 11, 2008

    @ artana: ok, bli. silakan ditunggu tiap sabtu.

    @ winyo: nah itu dia. pan belog yg ini main colong aja nih. 🙂

    @ widi: ah, ada-ada dogen mbok widi ini. 😀

    @ joesatch: sptnya cerita kalian mirip: sama2 korban jogja. 😀 kalau mudik kasi tau dong. biar bisa ketemu pan belog.

    @ devari: haha, dilarang saling memfitnah.

  • aRya
    March 11, 2008

    *penasaran mode on*

    pan belog kok nma na familiar bgt yaw

  • wira
    March 11, 2008

    saya masih penasaran, ini pan belog yg mana ya? kasi klu donk 😀

  • didut
    March 13, 2008

    ini serius bli?!? 😀
    nunggu kelanjutan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *