Dewan yang Keblinger, Gunakanlah Twitter


Daripada mengusulkan Rumah Aspirasi, anggota DPR mending membuat akun twitter.

Jadi, tak perlu lagi ada tambahan anggaran sekitar Rp 200 juta untuk tiap anggota Dewan yang terhormat tersebut. Dengan demikian tak perlu lagi ada beban tambahan Rp 436 miliar uang negara yang dipakai anggota Dewan.

Kalau tidak tahu apa itu twitter, baiklah, aku kasih tahu dulu pengertian dan fungsi twitter. Twitter adalah penyedia layanan menulis dalam 140 karakter di internet. Melalui twitter, kita bisa berkicau (tweet) tentang apa yang terjadi, apa yang sedang kita lakukan, apa yang sedang kita pikirkan, atau sekadar pertanyaan.

Lalu, pengikut (follower) kita akan dengan mudah berinteraksi melalui kicauan itu. Misalnya, berkomentar, menjawab, atau bisa juga mencaci maki. 🙂

Karena bentuknya singkat, cuma 140 karakter, tentu tak perlu waktu lama untuk menulis status ini. Anggota Dewan yang suber sibuk pun bisa dengan mudah menuliskannya sambil bersidang, kunjungan lapangan, atau… saat terlelap di empuknya kursi DPR.

Begitu kirim, twit!!, tulisan itu segera nongol di timeline dan saat itu juga pengikut tak hanya bisa membaca tapi juga bisa berkinteraksi.

Biaya untuk berkicau ini sangat murah. Untuk langganan internet bisa bayar Rp 137 ribu per bulan dari Telkomsel Flash dengan jatah tak terbatas (unlimited). Penyedia jasa internet lain mungkin bisa lebih murah. Kalau masih saja dianggap mahal, bikin saja UU yang mengatur agar tarif internet bisa jauh lebih murah. Kan itu lebih berguna bagi orang-orang seperti kami ini. 🙂

Kalau masih malas bayar lagi, kan tinggal pakai internet di gedung DPR sana, tentu tak perlu bayar lagi. Di sana kan ada Wifi gratisnya. :p

Biar mudah mengelolanya, aku sarankan buat kelompok kicauan alias tweet group. Anggota Dewan yang penuh kuasa itu bisa dengan mudah meminta staf atau asistennya untuk update bersama selain dia.

Simpel, kan? Cepat, interaktif, murah, efisien.

Atau, kalau kicauan dianggap terlalu singkat, gunakan saja blog. Anggota Dewan bisa pakai blog nebeng di WordPress, Blogspot, Weebly, atau apa saja penyedia jasa layanan blog lain yang dengan mudah kita temukan dan install. Kalau mau mengeluarkan modal lebih besar, sekitar Rp 5 juta per tahun, para anggota dewan yang terhormat bisa pakai domain dan hosting sendiri.

Lewat blog, Bapak/Ibu sekalian bisa dengan mudah menyampaikan apa saja yang telah Anda kerjakan. Pembaca bisa tahu apa kerja Anda selama ini sekaligus berinteraksi langsung di blog itu.

Selain twitter dan blog, media lain yang bisa dipakai anggota DPR untuk berinteraksi dengan konstituen adalah Facebook. Jejaring sosial ini jauh lebih mudah digunakan bagi orang yang gagap teknologi sekalipun. Di sana para anggota Dewan dengan mudah akan mendapatkan komentar dari rakyat. Itu semua bagian dari aspirasi.

Poinnya adalah, banyak teknologi informasi bisa dipakai untuk berinteraksi langsung dengan rakyat. Tak hanya sudah tersedia, teknologi itu juga membuat komunikasi jauh lebih mudah, murah, dan cepat.

Jadi, kalau bukannya menggunakan media yang sudah ada tapi malah mengajukan usul baru yang lebih mahal, lambat, dan kolot, tentu saja (peng)usul itu keblinger.

Foto diambil dari Hongkiat.

7 Comments
  • rohmah
    August 6, 2010

    aneh2 aja para anggota dewan itu. gak perlu rumah aspirasi, cukup baca media2 interaktif ato koran jg uda bakal tau apa yg diinginkan rakyatnya. emang dasar mereka kurang kerjaan n mata duitan aja pake minta bikin rumah aspirasi segala. jd pengen ketawa miris aja deh…

  • Agung Pushandaka
    August 6, 2010

    Begitulah, mereka itu cuma anggota dewan pemeras (uang) rakyat..

  • Danu
    August 6, 2010

    Hahahahahahaha…
    Dari pada rumah aspirasi mendingan benerin tuh fasilitas umum, rawat rakyat miskin mereka juga bagian dari bangsa indonesia, bukankah mereka tanggung jawab pemerintah ???

    Kalo aku yang dapat 200jt itu, aku bikin sekolah gratis dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, ga perlu pake bayar, apalagi bayar baju sekolah…

  • sitampan
    August 6, 2010

    saya pikir anggaran 200 juta itu ndak papa. fine. asal proyeknya diserahin ke saya :mrgreen: bentuknya nanti web-based application juga. 1 orang saya bikinin 1. dan jangan kuatir, duasetengahpersen dari uang mereka tetap saya zakatkan kok nantinya. habis itu kalo mereka ternyata ga bisa memanfaatkan aplikasi bikinan saya itu, marilah kita misuh berjamaah lagi 😆

  • imadewira
    August 7, 2010

    kalau bukan ngusul yg aneh2, bukan DPR namanya

  • tukang ojeg
    August 9, 2010

    dewan yang keblinger..lihatlah si burung itu mem-pantat-i-muh!!

  • PanDe Baik
    August 10, 2010

    …berhubung sedaari sekarang saya sudah punya Twitter, BLoG juga Fesbuk, rencananya 2014 nanti saya bakal mencalonkan diri jadi Anggota DPR Ton… dukung aku ya ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *