6,5? Hmm, Sepertinya Sih Dapet..

2 , Permalink 0

Soto sapi, menu sarapan pagi itu, tak bisa kuhabiskan. Bahkan separuh pun rasanya tidak. Ada perasaan agak gagap dalam hatiku. Jadi makan pun tidak enak. Menjelang ujian IELTS alias International English Language Testing System bawaanku memang gorgi banget. Gugup. Mungkin karena ada perasaan takut juga bahwa aku akan kesusahan menghadapi soal-soal ujian.

IELTS adalah ujian untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan bahasa Inggris seseorang. Aku mengikuti ujian ini dalam rangka berburu beasiswa. Dalam banyak peluang mencari beasiswa, aku selalu saja mentok di sini. Sebab aku memang belum pernah ikut sebelumnya. Jadi tidak ada nilai yang bisa aku pakai untuk nglamar.

Beberapa lembaga pemberi beasiswa memberikan standar minimal 6.5 dari skala 0-9 dalam IELTS. Maka 6,5 pula nilai targetku. Biar lebih besar peluang untuk dapat beasiswa.

Untuk itu aku sudah berusaha keras, setidaknya itu bagiku. Selain ikut kursus kilat selama dua minggu aku juga lumayan rajin persiapan IELTS di rumah. Hampir tiap malam aku berlatih menggunakan buku terbitan Gramedia untuk persiapan ILETS, terutama listening. Sebab tes bagian ini memang menurutku paling susah.

Meski sudah berlatih keras, toh aku masih grogi. Ada perasaan takut tidak bisa menjawablah, takut salah lah. Perasaan ini pula yang aku bawa bahkan ketika sudah sampai di gedung IALF Bali, tempat tes dilaksanakan.

Hingga kemudian tes dilaksanakan ternyata Listening memang jadi masalah bagiku. Listening adalah salah satu bagian dari ujian IELTS selain reading, writing, dan speaking. Alur ujian IELTS itu begini. Bagian pertama adalah Listening selama 30 menit dengan 40 pertanyaan yang terbagi dalam empat sesi dari percakapan sederhana hingga semacam kuliah umum. Dari satu ke empat kesulitan terus bertahap.

Sulitnya bagiku adalah karena ketika mendengar rekaman itu aku juga harus menulis jawaban. Dan itu tidak bisa diulang. Jadi begitu kelewatan satu pertanyaan, susah untuk tahu sampai mana omongan yang harus didengarkan itu disesuaikan dengan pertanyaan.

Selesai bagian listening berganti ke Reading. Waktunya 60 menit. Ada dua artikel sekitar 1000 kata yang harus dibaca untuk mengisi 40 pertanyaan. Bentuknya mulai dari pertanyaan tentang angka, tempat, istilah, sampai persamaan kata. Usai Reading, ganti Writing. Peserta ujian disuruh menulis dua artikel, 250 kata dan 270an kata. Artikel pertama biasanya untuk menjelaskan sebuah grafik sedangkan artikel kedua sesuatu yang bersifat perbandingan atau malah perdebatan.

Aku sendiri merasa tidak terlalu masalah dengan ujian Reading, Writing, apalagi Speaking. Makanya aku cukup yakinlah kalau nilai buruknya hanya di Listening. Untuk yang lain rasanya gak buruk-buruk amatlah. Jadi, 6,5? Hmm, rasanya sih dapet.

2 Comments
  • wira
    February 27, 2009

    good luck sir

  • pushandaka
    February 28, 2009

    Amin..

    Semoga targetnya tercapai..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *